Peran Indonesia dalam pengelolaan energi fosil secara berkelanjutan menjadi semakin penting di tengah isu perubahan iklim yang semakin mendesak. Sebagai salah satu produsen utama energi fosil di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa sumber daya alam ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 29% pada tahun 2030. Hal ini sejalan dengan Perjanjian Paris yang telah ditandatangani oleh Indonesia pada tahun 2016. Dalam hal ini, peran Indonesia dalam pengelolaan energi fosil sangatlah vital.
Namun, tantangan dalam pengelolaan energi fosil secara berkelanjutan juga tidaklah mudah. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah tingginya konsumsi energi fosil di dalam negeri. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi energi fosil di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
Dalam menghadapi tantangan ini, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk menciptakan kebijakan yang mendukung pengelolaan energi fosil secara berkelanjutan. Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, pemerintah perlu memperkuat regulasi dalam pengelolaan energi fosil agar dapat meminimalisir dampak negatifnya terhadap lingkungan.
Selain itu, peran masyarakat juga sangatlah penting dalam mengurangi konsumsi energi fosil. Melalui kesadaran akan pentingnya pengelolaan energi secara berkelanjutan, masyarakat dapat berperan aktif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peran Indonesia dalam pengelolaan energi fosil secara berkelanjutan sangatlah krusial untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan sumber daya alam. Melalui kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat, diharapkan Indonesia dapat menjadi contoh dalam pengelolaan energi fosil yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.