Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara atau PLTU merupakan salah satu sumber energi fosil yang berperan penting dalam pasokan listrik nasional. Meskipun kontroversial karena dampak lingkungan yang dihasilkan, PLTU tetap menjadi pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia.
Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kontribusi PLTU dalam pasokan listrik nasional mencapai lebih dari 50%. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran energi fosil, terutama batu bara, dalam memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia.
Menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana, PLTU masih menjadi pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia yang terus meningkat. “Meskipun kita terus mengembangkan energi terbarukan, namun PLTU tetap menjadi tulang punggung pasokan listrik nasional,” ujarnya.
Namun, kontribusi PLTU dalam pasokan listrik nasional juga menuai kritik dari berbagai pihak, terutama terkait dengan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Menurut Yuyun Harmono, Direktur Greenpeace Indonesia, penggunaan batu bara dalam PLTU dapat menyebabkan polusi udara dan emisi gas rumah kaca yang merugikan lingkungan.
Meskipun demikian, Rida Mulyana menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari PLTU melalui penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan. “Kita terus melakukan inovasi dan investasi dalam pengembangan PLTU bersih guna mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan,” tambahnya.
Dengan kontribusi yang besar dalam pasokan listrik nasional, PLTU tetap menjadi pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Namun, perlu adanya keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan energi dan perlindungan lingkungan agar pembangunan energi fosil tidak merugikan generasi mendatang.