Energi fosil merupakan sumber daya alam yang banyak digunakan di Indonesia. Namun, penggunaan energi fosil juga memiliki manfaat dan risiko yang perlu dipertimbangkan secara bijaksana.
Manfaat penggunaan energi fosil di Indonesia sangat besar, terutama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, energi fosil masih menjadi sumber energi utama di Indonesia, dengan kontribusi sebesar 58% pada tahun 2019.
Namun, penggunaan energi fosil juga memiliki risiko yang tidak bisa diabaikan. Salah satunya adalah dampak negatif terhadap lingkungan, terutama terkait dengan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan emisi karbon tertinggi di dunia.
Menurut Dr. Haryadi Suyono, pakar energi dari Institut Teknologi Bandung, “Penggunaan energi fosil perlu dikurangi secara bertahap dan beralih ke energi terbarukan untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan.” Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030.
Meskipun demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Seperti yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Kuntoro Mangkusubroto, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, “Pergeseran ke energi terbarukan memerlukan investasi yang besar dan dukungan penuh dari pemerintah serta masyarakat.”
Dengan mempertimbangkan manfaat dan risiko penggunaan energi fosil di Indonesia, penting bagi kita untuk berkolaborasi dalam mencari solusi yang berkelanjutan. Sebagai masyarakat, kita juga perlu lebih sadar akan pentingnya penggunaan energi secara efisien dan berkelanjutan untuk menjaga keberlangsungan hidup di bumi ini.