Eris: Planet Kerdil Paling Jauh dari Matahari
Eris, Planet Kerdil Paling Jauh dari Matahari, kini tengah menjadi perbincangan hangat di dunia astronomi. Planet yang ditemukan pada tahun 2005 ini memiliki diameter sekitar 2,326 kilometer, menjadikannya planet kerdil terbesar di Tata Surya. Namun, keberadaan Eris memicu perdebatan panjang di kalangan ahli astronomi tentang statusnya sebagai planet atau planet kerdil.
Menurut Dr. Mike Brown, seorang astronom dari California Institute of Technology yang menemukan Eris, “Eris merupakan objek yang sangat menarik karena ukurannya yang besar dan jaraknya yang sangat jauh dari Matahari.” Eris berada pada jarak rata-rata sekitar 10,1 miliar kilometer dari Matahari, lebih jauh daripada Pluto.
Meskipun Eris memiliki ukuran yang hampir sama dengan Pluto, keberadaannya memicu revisi definisi planet yang dilakukan oleh International Astronomical Union (IAU) pada tahun 2006. Sejak itu, Eris dan objek serupa lainnya diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Hal ini menimbulkan perdebatan tentang apakah Eris seharusnya dianggap sebagai planet sesungguhnya.
Menurut Dr. Alan Stern, seorang astronom dan peneliti utama dari misi New Horizons yang berhasil mengorbit Pluto pada tahun 2015, “Eris seharusnya diakui sebagai planet karena ukurannya yang besar dan karakteristiknya yang mirip dengan planet-planet lainnya.” Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya diterima oleh semua ahli astronomi.
Beberapa ahli astronomi berpendapat bahwa definisi planet seharusnya lebih ketat untuk menghindari kebingungan dalam mengklasifikasikan objek-objek di Tata Surya. Mereka berpendapat bahwa Eris dan objek serupa sebaiknya dikategorikan sebagai planet kerdil untuk membedakannya dari planet sejati seperti Bumi dan Mars.
Meskipun perdebatan tentang status Eris masih terus berlanjut, satu hal yang pasti adalah keberadaannya yang menarik sebagai planet kerdil paling jauh dari Matahari. Dengan karakteristik uniknya, Eris menjadi objek yang menarik untuk diteliti lebih lanjut oleh para astronom di seluruh dunia.